Konsumsi ganja berpotensi gandakan risiko episode psikotik pada remaja

Konsumsi ganja atau mariyuana telah menjadi perdebatan panjang di berbagai negara termasuk Indonesia. Banyak yang berpendapat bahwa ganja memiliki manfaat medis tertentu, namun tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampak negatifnya terutama pada remaja.

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine menemukan bahwa konsumsi ganja pada remaja dapat meningkatkan risiko episode psikotik hingga dua kali lipat. Episode psikotik adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan mental yang membuatnya kehilangan kontak dengan realitas.

Studi tersebut melibatkan lebih dari 3.800 remaja yang dilakukan selama 4 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa remaja yang mengkonsumsi ganja memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami episode psikotik dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsinya.

Efek ganja pada otak remaja sangatlah berbahaya karena pada masa tersebut otak masih dalam tahap perkembangan yang sangat penting. Konsumsi ganja dapat mengganggu proses perkembangan otak dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti skizofrenia dan depresi.

Masyarakat, terutama para orang tua, perlu lebih waspada terhadap konsumsi ganja pada remaja. Edukasi tentang bahaya ganja dan dampak negatifnya perlu terus disosialisasikan agar remaja dapat lebih memahami risiko yang mereka tanggung ketika mengkonsumsi ganja.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah yang lebih tegas dalam mengatasi penyalahgunaan ganja di kalangan remaja. Program-program pencegahan dan rehabilitasi perlu ditingkatkan agar remaja dapat terhindar dari dampak negatif konsumsi ganja.

Konsumsi ganja memang menjadi masalah yang serius terutama di kalangan remaja. Dengan adanya studi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan bahaya ganja dan bersama-sama melakukan langkah-langkah untuk mencegah penyalahgunaannya, terutama di kalangan remaja yang merupakan generasi penerus bangsa.