Pemerhati pendidikan sebut hukuman fisik bukan bagian dari KBM
Hukuman fisik dalam pendidikan seringkali menjadi topik yang kontroversial. Banyak pihak berpendapat bahwa hukuman fisik tidak seharusnya menjadi bagian dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Pemerhati pendidikan juga mengungkapkan pandangan yang sama, bahwa hukuman fisik tidaklah efektif dalam mendidik siswa.
Menurut pemerhati pendidikan, hukuman fisik dapat menimbulkan dampak negatif pada perkembangan psikologis dan emosional siswa. Tindakan tersebut dapat membuat siswa merasa takut dan trauma, bahkan dapat menyebabkan mereka kehilangan kepercayaan diri dan motivasi belajar. Selain itu, hukuman fisik juga tidak memberikan pembelajaran yang positif kepada siswa, karena mereka cenderung hanya menghindari hukuman tanpa memahami kesalahan yang telah mereka lakukan.
Pemerhati pendidikan juga menekankan pentingnya pendekatan yang humanis dan mendidik dalam proses pembelajaran. Mereka berpendapat bahwa pendidikan seharusnya mendorong pertumbuhan dan perkembangan siswa secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada penegakan kedisiplinan dengan hukuman fisik. Oleh karena itu, pemerhati pendidikan meminta agar guru dan sekolah lebih mengutamakan pendekatan yang positif dan membangun dalam mendidik siswa.
Dalam hal ini, pemerhati pendidikan juga menyoroti peran penting orang tua dan masyarakat dalam mendukung proses pendidikan yang sehat dan positif. Mereka meminta agar orang tua ikut terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka, serta mendukung kebijakan sekolah yang menolak hukuman fisik sebagai bagian dari KBM.
Secara keseluruhan, pemerhati pendidikan menegaskan bahwa hukuman fisik bukanlah solusi yang tepat dalam mendidik siswa. Mereka meminta agar pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan pendekatan yang positif, humanis, dan mendidik dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Semoga dengan adanya kesadaran ini, pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.