ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Orang yang mengidap ADHD biasanya memiliki masalah dalam memperhatikan, mengontrol perilaku, dan memiliki tingkat aktivitas yang tinggi. Salah satu metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi ADHD adalah dengan memberikan obat-obatan stimulan.
Namun, penggunaan obat ADHD dengan dosis tinggi ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya psikosis. Psikosis adalah gangguan mental yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga penderita psikosis seringkali mengalami halusinasi, delusi, atau gangguan pemikiran.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Nottingham menemukan bahwa penggunaan obat ADHD dengan dosis tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya psikosis hingga dua kali lipat. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi para penderita ADHD dan juga tenaga medis yang meresepkan obat-obat tersebut.
Meskipun obat ADHD merupakan salah satu metode pengobatan yang efektif untuk mengatasi gejala ADHD, namun perlu diingat bahwa penggunaan obat tersebut harus tetap dalam dosis yang tepat dan dikontrol dengan baik oleh tenaga medis yang berkompeten. Selain itu, penting juga bagi penderita ADHD dan keluarganya untuk selalu memantau kondisi kesehatan mental penderita agar dapat segera mengatasi masalah yang muncul.
Dengan demikian, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pengobatan ADHD untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko psikosis yang dapat timbul akibat penggunaan dosis tinggi obat ADHD. Dengan demikian, diharapkan pengobatan ADHD dapat dilakukan secara aman dan efektif tanpa menimbulkan risiko tambahan bagi kesehatan mental penderitanya.